-->
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA (Eko Murjianto, S. Si.)

SOP Pengisian Buku Sampel

on Kamis, 22 September 2011


1.      TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:
1.1.      mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengisian buku sampel;
1.2.      serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengisian buku sampel sesuai standar.

2.      RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengisian buku sampel, SOP ini berlaku untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.

3.      TANGGUNG JAWAB
3.1.      Mine Planner/Geologist bertanggung jawab untuk:
a.       memastikan kegiatan pengisian buku sampel berjalan sesuai SOP.
3.2.      Quality Controller/Assiten Geologist bertanggung jawab untuk:
a.       mengisi buku sampel sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4.      DEFINISI
4.1.       Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.2.       Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan hasil analisis sampel.
4.3.       Seam adalah lapisan batubara yang berada di antara dua batuan lainnya.
4.4.       Laboratorium adalah tempat dimana sampel dianalisis oleh pihak ketiga.
4.5.       Kode sampel adalah seri kode sampel yang akan dikirim ke laboratorium (gunakan aturan penamaan sesuai seri berikut 001/SMP/99/2011, 002/SMP/99/2011, 003/SMP/99/2011 dst.).
4.6.       Tempat pengambilan sampel adalah tempat diambilnya sampel, misalnya di stockpile, di ponton atau di tambang. Apabila di stockpile catat lokasi stockpile-nya, apabila di ponton catat nama pontonnya dan apabila di tambang catat nama IUP-nya.
4.7.       Stockpile adalah batubara yang disimpan atau dicadangkan dalam bentuk timbunan/tumpukan.
4.8.       Ponton adalah kapal pengangkut batubara yang biasanya memiliki kapasitas muatan tertentu.
4.9.       Nama IUP (Ijin Usaha Pertambangan) adalah nama perusahaan yang memiliki IUP yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

5.      REFERENSI
5.1.       ASTM D 121 – 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2.       Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.

6.      URAIAN
6.1.       Buku sampel terdiri dari dua bagian yaitu di bagian kiri adalah daftar sampel-sampel yang keluar untuk dianalisis oleh laboratorium dan di bagian kanan adalah daftar hasil analisis yang masuk.
6.2.       Di bagian kiri terdiri dari nomor, kode sampel, tempat pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel (meliputi hari, tanggal dan jam), cuaca ketika pengambilan sampel, tempat pengambilan sampel, nama seam dan keterangan tambahan. Sedangkan di bagian kanan terdiri dari nomor, hari/tanggal hasil analisis diterima, kode sampel yang masuk dan keterangan tambahan.
6.3.       Setelah kegiatan pengambilan sampel dilakukan; catat segera nomor, kode sampel, tempat pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel (meliputi hari, tanggal dan jam), cuaca ketika pengambilan sampel, tempat pengambilan sampel, nama seam dan keterangan tambahan bila ada.
6.4.       Apabila hasil analisis sampel tersebut telah ada; catat segera nomor, hari/tanggal hasil analisis diterima, kode sampel yang masuk dan keterangan tambahan bila ada.

7.      DOKUMEN TERKAIT
7.1.       SOP Pengambilan Sample di Tambang atau Singkapan.
7.2.       SOP Pengambilan Sample di atas Ponton.
7.3.       SOP Pengambilan Sample di Stockpile.

8.      LAMPIRAN
Tidak ada.
Download SOP Pengisian Buku Sampel versi PDF

Baca selengkapnya!

SOP Pengambilan Sample di Tambang atau Singkapan


1.      TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:
1.1. mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengambilan sampel di tambang/singkapan;
1.2. serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan sampel di tambang/singkapan sesuai standar.

2.      RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan sampel di tambang/singkapan, SOP ini berlaku untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.

3.      TANGGUNG JAWAB
3.1.      Mine Planner/Geologist bertanggung jawab untuk:
a.       memastikan kegiatan pengambilan sampel di tambang/singkapan berjalan sesuai SOP.
3.2.      Quality Controller/Assiten Geologist bertanggung jawab untuk:
a.       mengambil sampel di tambang/singkapan sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4.      DEFINISI
4.1.      Tambang adalah tempat batubara yang sudah diekspos sebagai akibat kegiatan penambangan.
4.2.      Singkapan adalah tempat batubara yang sudah terekspos akibat kejadian alam seperti longsor, gerusan sungai dll atau akibat ulah manusia namun bukan sebagai akibat kegiatan penambangan.
4.3.       Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.4.       Palu geologi adalah palu berujung pahat yang digunakan dalam memecahkan batubara.
4.5.       Plastik sampel adalah plastik anti air/udara tempat menyimpan sampel sebelum dibawa ke laboratorium.
4.6.       Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan hasil analisis sampel.
4.7.       Seam adalah lapisan batubara yang berada di antara dua batuan lainnya.
4.8.       Roof  atau batuan di atas batubara adalah semua lapisan batuan di atas batubara.
4.9.       Floor atau batuan di bawah batubara adalah semua lapisan batuan di bawah batubara.
4.10.   Ash content atau kandungan abu adalah jumlah kandungan sisa-sisa residu anorganik sebagai akibat proses pembakaran batubara.
4.11.   Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada batubara yang diuji sesuai metode uji standar. Semua batubara memiliki pori-pori yang mengandung air (inherent moisture) yang terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika batubara ditambang/tersingkap air dapat hadir dan menjadi bagian dari batubara (surface moisture).
4.12.   Mineral partings atau parting-parting mineral adalah lapisan tersendiri dari mineral atau sedimen kaya akan mineral yang terlapiskan dengan batubara.

5.      REFERENSI
5.1.       ASTM D 121 – 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2.       ASTM D 2234/D 2234 M – 03 about Standard Practice for Collection of a Gross Sample of Coal.
5.3.       ASTM D 388 – 99 about Standard Clasification of Coals by Rank.
5.4.       ASTM D 4596 – 99 about Standard Practice for Collection Channel Samples of Coal in Mine.
5.5.       Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.

6.      URAIAN
6.1.       Di setiap tempat pengambilan sampel, tinjau kondisi permukaan batubara dan batuan di atas batubara (jika terekspos). Hati-hati terhadap batuan di atas batubara yang dapat longsor.
6.2.       Dengan palu geologi, hilangkan batubara yang melapuk dari permukaan batubara yang akan di ambil sampelnya sedalam ± 3 cm.
6.3.       Uraikan dan catat pengamatan ciri-ciri lapisan di seam batubara seluas paritan yang akan dibuat.
6.4.       Bersihkan dan haluskan daerah sampel yang dekat dengan batuan atas dan batuan bawah batubara.
6.5.       Tandai sisi-sisi paritan dengan kapur tulis dan tandai parting-parting mineral atau bagian-bagian lain dari seam batubara yang akan dibuang.
6.6.       Ukuran paritan dapat diperbesar untuk meminimalisir efek variabilitas ukuran paritan seperti ketika karakteristik batubara seperti ash content sangat berubah dari lapisan ke lapisan batubara atau ketika batubara mengalami patahan yang tidak merata.
6.7.       Buat sebuah paritan di seam batubara dengan palu geologi dari atas ke bawah atau dari sebaliknya. Potong paritan dengan rapi sehingga lebar dan kedalamannya seragam membentuk persegi panjang. Ukuran paritan setidaknya sedalam 8 cm dan selebar 10 cm. Sementara panjangnya menyesuaikan sehingga dapat menghasilkan berat dan pengambilan sampel per bungkusnya sesuai tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah dan berat pengambilan sampel di tambang atau di singkapan.
Ukuran Terbesar
16 mm
50 mm
150 mm
Batubara Bersih
Jumlah minimum pengambilan sampel
15
15
15
Berat minimum pengambilan sampel
1
3
7
Batubara Kotor
Jumlah minimum pengambilan sampel
35
35
35
Berat minimum pengambilan sampel
1
3
7

Apabila masih terdapat batubara yang berukuran lebih dari 150 mm maka hancurkan sehingga ukurannya ≤ 150 mm atau sesuai kebutuhan/kesepakan semua pihak yang terkait/memiliki minat dengan hasil analisis sampel tersebut.
6.8.       Pastikan semua batubara kecuali parting-parting mineral masuk ke dalam plastik sampel secepatnya. Semua batuan atas dan bawah (roof dan floor), mineral parting dengan ketebalan lebih dari 1 cm, lensa-lensa atau perwujudan mineral (misalnya bola sulfur) dengan ketebalan lebih dari 1 ¼ cm dan lebar 5 cm akan dikeluarkan dari sampel dan jangan dimasukkan ke dalam plastik sampel.
6.9.       Setelah sampel dimasukkan ke dalam plastik sampel, lindungi sampel tersebut dari kontaminasi kehilangan/penambahan kelembaban (moisture) sebagai hasil dari hujan, panas, angin, kontak dengan material penyerap atau suhu ekstrim. Segera tempatkan di tempat yang teduh dan segera disegel dengan isolasi. Setiap sampel harus diidentifikasi dengan jelas. Tuliskan kode sampel dan tempelkan di plastik sampel. Catat orang yang mengambil sampel, kode sampel, tanggal/waktu, cuaca, tempat, nama seam dan kemudian masukkan di buku sampel.

7.      DOKUMEN TERKAIT
Tidak ada.

8.      LAMPIRAN
Tidak ada.
Download SOP Pengambilan Sample di Tambang atau Singkapan versi PDF

Baca selengkapnya!

SOP Pengambilan Sample di Stockpile

1.      TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:
1.1.      mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengambilan sampel di stockpile;
1.2.      serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan sampel di stockpile sesuai standar.

2.      RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan sampel di stockpile, SOP ini berlaku untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.

3.      TANGGUNG JAWAB
3.1.      Mine Planner bertanggung jawab untuk:
a.       memastikan kegiatan pengambilan sampel di stockpile berjalan sesuai SOP.
3.2.      Quality Controller bertanggung jawab untuk:
a.       mengambil sampel sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4.      DEFINISI
4.1.      Stockpile adalah batubara yang disimpan atau dicadangkan dalam bentuk timbunan/tumpukan.
4.2.       Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.3.       Sekop sampel adalah alat pengambil sampel berbentuk sekop dengan ketinggian dinding sisi samping ± 10 cm dan lebar mulut sekop ± 2 ½ kali ukuran batubara terbesar yang akan diambil dan tidak kurang dari 30 mm.
4.4.       Plastik sampel adalah plastik anti air/udara tempat menyimpan sampel sebelum dibawa ke laboratorium.
4.5.       Seam adalah lapisan batubara yang berada di antara dua batuan lainnya.
4.6.       Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan hasil analisis sampel.
4.7.       Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada batubara yang diuji sesuai metode uji standar. Semua batubara memiliki pori-pori yang mengandung air (inherent moisture) yang terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika batubara di tambang/tersingkap, air dapat menempel dan menjadi bagian dari batubara (surface moisture).

5.      REFERENSI
5.1.       ASTM D 121 – 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2.       ASTM D 2234/D 2234 M – 03 about Standard Practice for Collection of a Gross Sample of Coal.
5.3.       ASTM D 6883 – 03 about Standard Practice for Manual Sampling of Stationary Coal from Railroad cars, Barges, Trucks, or Stockpiles.
5.4.       ASTM D 6610 – 01a about Standard Practice for Manually Sampling Coal from Surface of Stockpile.
5.5.       Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.

6.      URAIAN
6.1.       Semua pihak – dalam hal ini adalah pembeli dan penjual – sudah harus menyetujui ukuran batubara yang akan diperdagangkan sebelum dilakukan pengambilan sampel.
6.2.       Sebelum sampel diambil, lakukan pengamatan secara visual mengenai distribusi ukuran dan kemungkinan pemisahan ukuran di stockpile yang akan diambil sampelnya.
6.3.       Apabila ada perubahan distribusi ukuran dan pemisahan ukuran, catat hal tersebut guna mempermudah memahami perbedaan hasil tes analisis atau dalam hal mengidentifikasi perubahan karakter penumpukan.
6.4.       Untuk tujuan keseragaman, gunakan Tabel 1 di bawah ini guna mementukan berat minimum sampel yang diambil.

Tabel 1. Berat minimum sampel dalam pengambilan sampel di stockpile.
Ukuran Terbesar
16 mm
50 mm
150 mm
Berat minimum
1 kg
3 kg
7 kg

a.       Untuk tumpukan batubara kurang dari 1000 ton, jumlah sampel yang diambil tidak boleh lebih dari 35 kali pengambilan dalam satu bungkus sampel.
b.      Untuk tumpukan batubara lebih dari 1000 ton, gunakan rumus di bawah ini untuk menentukan jumlah minimum sampel yang diambil (N).
 6.5.       Apabila masih terdapat ukuran batubara yang terlalu besar, catat dan laporkan hal tersebut ke Divisi Produksi agar diambil tindakan untuk memecahnya ke ukuran yang sesuai kesepakatan.
6.6.       Ambil sampel di bawah permukaan stockpile di berbagai tempat mengelilingi stockpile kemudian segera dimasukkan ke dalam plastik sampel. Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam mengambil sampel sebagai berikut.
a.       Lokasi sampel.
Pola penempatan lokasi pengambilan sampel harus direncanakan terlebih dahulu sebelum pengambilan sampel dimulai. Koordinasikan dengan Divisi Produksi mengenai asal tumpukan batubara tersebut demikian pula dengan seam-nya. Bila tumpukan tersebut berasal dari tempat yang berbeda dan atau seam yang berbeda, catat hal tersebut. Setiap sampel harus diambil di sekitar tengah (antara puncak dan dasar) tumpukan.
b.      Persiapan permukaan stockpile.
Gali permukaan stockpile sedalam kurang lebih 46 cm. Sudut sisi lubang harus kurang dari sudut diamnya stockpile yang akan dibutuhkan dalam menyingkirkan runtuhan batubara dari atas tumpukan. Perhatikan runtuhan bongkahan batubara yang besar agar tidak menimpa pengambil sampel. Jauhkan batubara yang akan diambil dalam penggalian agar tidak tercampur dengan batubara yang akan diambil sampelnya.
c.       Alat pengambil sampel (sekop sampel).
Jenis dan dimensi alat berupa sekop kotak dengan dinding setinggi 10 cm. Lebar minimal sekop setidaknya 2 ½ kali ukuran batubara terbesar yang diambil dan tidak kurang dari 30 mm. Pastikan sekop sampel mudah dan aman untuk diakses guna inspeksi, pembersihan dan perbaikan.
d.      Pengambilan sampel.
Masukkan sekop sampel ke bagian bawah lubang yang sudah digali di permukaan stockpile kemudian ambil sampelnya. Sekop sampel harus penuh dan batubara yang besar tidak diperbolehkan tumpah dari sekop sampel. Perhatikan bahwa lubang di permukaan stockpile tidak mengandung batubara yang berukuran besar sehingga mungkin dapat tumpah dari sekop. Atur jarak pengambilan sampel di permukaan stockpile (perhatikan jumlah minimum pengambilan sampel dalam setiap bungkusnya) sehingga setiap pengambilan sampel mewakili daerah dengan ukuran berat dan jarak yang sama. Tempatkan sampel secepatnya ke dalam bungkus plastik.
 e.       Penjagaan dan penandaan plastik sampel.
Setelah sampel dimasukkan ke dalam plastik sampel, lindungi sampel tersebut dari kontaminasi kehilangan/penambahan kelembaban (moisture) sebagai hasil dari hujan, panas, angin, kontak dengan material penyerap atau suhu ekstrim. Segera tempatkan di tempat yang teduh dan segera disegel dengan isolasi. Setiap sampel harus diidentifikasi dengan jelas. Tuliskan kode sampel dan tempelkan di plastik sampel. Catat orang yang mengambil sampel, kode sampel, tanggal/waktu, cuaca, tempat, nama seam dan kemudian masukkan di buku sampel.

7.      DOKUMEN TERKAIT
Tidak ada.

8.      LAMPIRAN
Tidak ada.
Download SOP Pengambilan Sample di Stockpile versi PDF

Baca selengkapnya!

SOP Pengambilan Sample di atas Ponton

1.      TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:
1.1.      mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengambilan sampel di atas ponton;
1.2.      serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan sampel di atas ponton sesuai standar.

2.      RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan sampel di atas ponton, SOP ini berlaku untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.

3.      TANGGUNG JAWAB
3.1.      Mine Planner bertanggung jawab untuk:
a.       memastikan kegiatan pengambilan sampel di atas ponton berjalan sesuai SOP.
3.2.      Quality Controller bertanggung jawab untuk:
a.       mengambil sampel di atas ponton sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4.      DEFINISI
4.1.      Ponton adalah kapal pengangkut batubara yang biasanya memiliki kapasitas muatan tertentu.
4.2.       Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.3.       Sekop sampel adalah alat pengambil sampel berbentuk sekop dengan ketinggian dinding sisi samping ± 10 cm dan lebar mulut sekop ± 2 ½ kali ukuran batubara terbesar yang akan diambil dan tidak kurang dari 30 mm.
4.4.       Plastik sampel adalah plastik anti air/udara tempat menyimpan sampel sebelum dibawa ke laboratorium.
4.5.       Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan hasil analisis sampel.
4.6.       Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada batubara yang diuji sesuai metode uji standar. Semua batubara memiliki pori-pori yang mengandung air (inherent moisture) yang terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika batubara ditambang/tersingkap air dapat hadir dan menjadi bagian dari batubara (surface moisture).

5.      REFERENSI
5.1.       ASTM D 121 – 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2.       ASTM D 2234/D 2234 M – 03 about Standard Practice for Collection of a Gross Sample of Coal.
5.3.       ASTM D 6883 – 03 about Standard Practice for Manual Sampling of Stationary Coal from Railroad cars, Barges, Trucks, or Stockpiles.
5.4.       ASTM D 6315 – 98 about Standard Practice for Manually Sampling of Coal from Tops of Barges.
5.5.       Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.

6.      URAIAN
6.1.       Semua pihak yang memiliki minat yang sama dari hasil pengujian sampel ini – dalam hal ini adalah pembeli dan penjual – sudah harus menyetujui detail-detail proses berikut. Yaitu ukuran batubara terbesar, jumlah dan berat sampel; ukuran, bentuk alat pengambil sampel (sekop sampel); lokasi pengambilan sampel; keadaan dimana sampel tidak boleh diambil dan tindakan pencegahan atas bahaya yang dapat terjadi.
6.2.       Sebelum sampel diambil, lakukan pengamatan secara visual mengenai distribusi ukuran dan kemungkinan pemisahan ukuran di stockpile yang akan diambil sampelnya.
6.3.       Apabila ada perubahan distribusi ukuran dan pemisahan ukuran, catat hal tersebut guna mempermudah memahami perbedaan hasil tes analisis atau dalam hal mengidentifikasi perubahan karakter penumpukan.
6.4.       Untuk tujuan keseragaman, gunakan Tabel 1 di bawah ini guna mementukan berat minimum sampel yang diambil.

Tabel 1. Berat minimum sampel dalam pengambilan sampel di stockpile.
Ukuran Terbesar
16 mm
50 mm
150 mm
Berat minimum
1 kg
3 kg
7 kg

a.    Untuk tumpukan batubara kurang dari 1000 ton, jumlah minimum sampel yang diambil tidak boleh lebih dari 35 kali pengambilan dalam satu bungkus sampel.
b.    Untuk tumpukan batubara lebih dari 1000 ton, gunakan rumus di bawah ini untuk menentukan jumlah minimum sampel yang diambil (N).
 c. Apabila sampel yang diambil terdiri dari lebih dari satu ponton, maka jumlah minimum pengambilan sampel dalam satu bungkus ditentukan dengan membagi jumlah minimum sampel yang diambil (N) dengan jumlah ponton (hasil pembagian dibulatkan ke atas).
Contoh 1. Misalnya terdapat dua ponton yang setiap pontonnya menampung 5057 ton (5500 MT) dengan ukuran batubara terbesar adalah 50 mm, membutuhkan 87 kali pengambilan dalam satu bungkus sampel. Karena ada dua ponton maka setiap ponton masing-masing harus diambil 43,07 atau 44 kali pengambilan kemudian dikumpulkan menjadi satu bungkus sampel (min. 3 kg). Sehingga setiap pengambilan minimal membutuhkan 69,6 gram atau 70 gram untuk mencapai berat 3 kg per bungkus.
6.5.       Apabila masih terdapat ukuran batubara yang terlalu besar, catat dan laporkan hal tersebut ke Divisi Produksi agar diambil tindakan untuk memecahnya ke ukuran yang sesuai kesepakatan.
6.6.       Sampel diambil dari lubang atau paritan dengan kedalaman ± 46 cm. Sudut sisi lubang atau paritan harus kurang dari sudut diamnya yang akan dibutuhkan dalam menyingkirkan runtuhan batubara dari atas tumpukan. Jauhkan batubara yang akan diambil dalam penggalian agar tidak tercampur dengan batubara yang akan diambil sampelnya. Masukkan sekop sampel ke bagian bawah lubang atau paritan yang sudah digali di kemudian ambil sampelnya.
6.7.       Dalam menentukan pola tempat pengambilan sampel gunakan ilustrasi dari gambar 1 di bawah ini berdasarkan Contoh 1 yang telas dijelaskan di atas.
Dari Contoh 1 disimpulkan bahwa harus diambil sampel sebanyak 44 kali pengambilan dalam satu ponton per bungkusnya. Bagi ponton menjadi 4 x 11 grid seperti gambar berikut.


 Gambar 1. Ilustrasi pola pengambilan sampel.

6.8.       Setelah sampel dimasukkan ke dalam plastik sampel, lindungi sampel tersebut dari kontaminasi kehilangan/penambahan kelembaban (moisture) sebagai hasil dari hujan, panas, angin, kontak dengan material penyerap atau suhu ekstrim. Segera tempatkan di tempat yang teduh dan segera disegel dengan isolasi. Setiap sampel harus diidentifikasi dengan jelas. Tuliskan kode sampel dan tempelkan di plastik sampel. Catat orang yang mengambil sampel, kode sampel, tanggal/waktu, cuaca, tempat, nama seam dan kemudian masukkan di buku sampel.


7.      DOKUMEN TERKAIT
Tidak ada.

8.      LAMPIRAN
Tidak ada.


Download SOP Pengambilan Sample di atas Ponton versi PDF

Baca selengkapnya!