Diposting oleh
Eko Murjianto
on
Rabu, 09 Juni 2010
Bagaimana cara menentukan panjang bukaan pit serta kedalaman pit dengan menggunakan perhitungan hipotetik?
Bagaimana cara menentukan panjang bukaan pit serta kedalaman pit dengan menggunakan perhitungan hipotetik?
Apabila kamu sudah survey tinjau atau sudah melakukan kegiatan pengeboran, maka kalian pasti tau tebal sebenarnya batubara, dipnya, lalu overal slopenya (biasanya 55 – 60o), kemudian bosmu nyuruh kamu buat pit dengan SR sekian. Nah permasalahan kemudian muncul, berapa lebar bukaan pit dan kedalamannya?
Dengan menggunakan trigonometri maka hal tersebut dapat dipecahkan. Dalam hal ini kita pake perhitungan sumber daya hipotetik dengan syarat sebagai berikut.
1.Panjang bukaan pit disesuaikan dengan situasi KP (IUP sekarang) atau dengan situasi lahan di KP tersebut;
2.tidak menggunakan toe dan berm (overal slope-nya rata);
3.dan permukaan pit dianggap rata (geomorfologinya rata).
Setelah kalian paham dengan situasi dan syarat-syarat di atas, mari kita masuk ke perhitungannya. Berikut ini adalah rumus-rumusnya.
dimana:
SR : Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)
BJ : Berat Jenis/Densitas Batubara
t : Tebal Batubara
Φ : Overal Slope
ϴ : Dip
h : Kedalaman Pit
Sedangkan penjelasan simbol-simbol x1 dan x2 serta yang lainnya dapat dilihat di gambar berikut ini.
Nah kalo sudah dapat x1 dan x2 nya kan tinggal tambahkan aja... dapet deh lebar bukaan pitnya... kalo kedalamannya ya nilai h itu...
Kali ini ga usah pake contoh soal ya... karena bikinnya pas jam istirahat kantor sih, makanya sederhana aja. Ok ”">
Bagaimana cara menentukan panjang bukaan pit serta kedalaman pit dengan menggunakan perhitungan hipotetik?
Apabila kamu sudah survey tinjau atau sudah melakukan kegiatan pengeboran, maka kalian pasti tau tebal sebenarnya batubara, dipnya, lalu overal slopenya (biasanya 55 – 60o), kemudian bosmu nyuruh kamu buat pit dengan SR sekian. Nah permasalahan kemudian muncul, berapa lebar bukaan pit dan kedalamannya?
Dengan menggunakan trigonometri maka hal tersebut dapat dipecahkan. Dalam hal ini kita pake perhitungan sumber daya hipotetik dengan syarat sebagai berikut.
1.Panjang bukaan pit disesuaikan dengan situasi KP (IUP sekarang) atau dengan situasi lahan di KP tersebut;
2.tidak menggunakan toe dan berm (overal slope-nya rata);
3.dan permukaan pit dianggap rata (geomorfologinya rata).
Setelah kalian paham dengan situasi dan syarat-syarat di atas, mari kita masuk ke perhitungannya. Berikut ini adalah rumus-rumusnya.
dimana:
SR : Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)
BJ : Berat Jenis/Densitas Batubara
t : Tebal Batubara
Φ : Overal Slope
ϴ : Dip
h : Kedalaman Pit
Sedangkan penjelasan simbol-simbol x1 dan x2 serta yang lainnya dapat dilihat di gambar berikut ini.
Nah kalo sudah dapat x1 dan x2 nya kan tinggal tambahkan aja... dapet deh lebar bukaan pitnya... kalo kedalamannya ya nilai h itu...
Kali ini ga usah pake contoh soal ya... karena bikinnya pas jam istirahat kantor sih, makanya sederhana aja. Ok Baca selengkapnya!
Diposting oleh
Eko Murjianto
on
Selasa, 01 Juni 2010
Bagaimana cara menentukan panjang bukaan pit serta kedalaman pit dengan menggunakan perhitungan hipotetik?
Apabila kamu sudah survey tinjau atau sudah melakukan kegiatan pengeboran, maka kalian pasti tau tebal sebenarnya batubara, dipnya, lalu overal slopenya (biasanya 55 – 60o), kemudian bosmu nyuruh kamu buat pit dengan SR sekian. Nah permasalahan kemudian muncul, berapa lebar bukaan pit dan kedalamannya?
Dengan menggunakan trigonometri maka hal tersebut dapat dipecahkan. Dalam hal ini kita pake perhitungan sumber daya hipotetik dengan syarat sebagai berikut.
1.Panjang bukaan pit disesuaikan dengan situasi KP (IUP sekarang) atau dengan situasi lahan di KP tersebut;
2.tidak menggunakan toe dan berm (overal slope-nya rata);
3.dan permukaan pit dianggap rata (geomorfologinya rata).
Setelah kalian paham dengan situasi dan syarat-syarat di atas, mari kita masuk ke perhitungannya. Berikut ini adalah rumus-rumusnya.
dimana:
SR : Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)
BJ : Berat Jenis/Densitas Batubara
t : Tebal Batubara
Φ : Overal Slope
ϴ : Dip
h : Kedalaman Pit
Sedangkan penjelasan simbol-simbol x1 dan x2 serta yang lainnya dapat dilihat di gambar berikut ini.
Nah kalo sudah dapat x1 dan x2 nya kan tinggal tambahkan aja... dapet deh lebar bukaan pitnya... kalo kedalamannya ya nilai h itu...
Kali ini ga usah pake contoh soal ya... karena bikinnya pas jam istirahat kantor sih, makanya sederhana aja. Ok Baca selengkapnya!
Choosing the most suitable one or combination method needs experience and perhaps some luck, but considering the following questions should narrow the choice.
Does the problem have geophysical expression?
Geophysical surveys do not respond to geological features as such, but to difference in physical properties, so the first requirement is that the geological situation has geophysical expression; that is, there must be some related subsurface body or structure that can be detected geophysically. (Looking into The Earth, Cambridge University Press, p. 309)